Saturday, 22 November 2014

Analisis SWOT Koperasi Indonesia

Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat) yang terjadi dalam dalam intitusi atau lembaga yang mengevaluasi dirinya sendiri maupun pesaing (dalam kasus ini adalah koperasi).

Kekuatan (Strenght) Koperasi Indonesia 
  • Tersedianya anggaran. Koperasi merupakan usaha yang mendapat 
  • Bila adanya komitmen pimpinan kementerian koperasi untuk menegakkan birokrasi yang efisien dan efektif serta akuntabel
  • Dukungan politik dari masyarakat, pemerintah daerah dan lembaga legislatif (kebijakan pro koperasi) lebih mudah mensinergikan sumber daya yang ada di masyarakat dan dunia usaha untuk pemberdayaan koperasi di Indonesia 
 Kelemahan (Weakness) Koperasi Indonesia
  • Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang yang persebarannya kurang merata dan kurang memadai.
  • Perspektif pimpinan instansi pemerintah dan dunia usaha bahwa pemberdayaan koperasi semata-mata urusan Kementerian Koperasi Kendala utama mensinergikan potensi dan sumberdaya untuk pemberdayaan koperasi
 Peluang (Opportunity) Koperasi Indonesia
  • Makin terbukanya perekonomian dunia turut pula menciptakan berbagai peluang baru bagi koperasi, diantaranya adalah makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi kolerasi Indonesia, serta makin terbukanya kesempatan kerja sama internasional antar gerakan kolerasi di berbagai bidang. 
  • Perubahan struktur perekonomian nasional menciptakan peluang untuk lebih berkembangnya koperasi pedesaan/ Koperasi Unit Desa yang berusaha dibidang agrobisnis, agroindustridan industri pedesaan lainnya. Sementara itu UU No.12 tentang sistem budi daya tanaman akan mendorong diverivikasi usaha koperasi sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat.
Ancaman (Threat) Koperasi Indonesia
  • Akses terhadap informasi pasar dan teknologi masih relatif rendah. Khususnya dalam penerapan sistem administrasi dan keuangan yang masih tertinggal jauh sehingga sulit bersaing dengan pengusaha lainnya. 
  • Akses terhadap sumber permodalan masih rendah. Berdasarkan pengamatan dan penelitian pada kenyataannya beberapa koperasi yang lebih mengandalkan modal sendiri. Mereka cukup puas dengan modal yang dipupuk sendiri, walaupun sebenarnya membuthukan tambahan modal dari pihak luar. 
  • Kapasitas Sumber Daya Manusia masih rendah. Faktor budaya menjadi salah satu kendala rendahnya tingkat pendidikan formal masyarakat juga tidak memberi kesepatan untuk terlalu banyak aktif dalam berorganisasi. Hal itu menyebabkan mereka banyak yang menjadi tenga paruh waktu dala koperasi. Dengan terbatasnya kapasitas sumberdaya manusia akan berpengaruh pula dalam akses informasi pasar dan teknologi. Sehingga mengakibatkan koperasi kalah bersaing dengan pelaku usaha yang lain. 
  • Keberadaan koperasi belum cukup dikenal apalagi mengakar kalangan masyarakat. Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa kelompok masyarakat ternyata sebagian daripada mereka tidak tahu akan keberadaan peran koperasi sebagai organisasi ekonomi yang dapat memberikan bantuan dalam berbagai aspek perekonomian. Ada sebagian kelompok lain yang takut ikut berorganisasi karena mereka menduga bahwa keikutsertaanya harus membayar sejumlah uang.