Wednesday, 30 October 2013

Rekor Dunia Permainan Angklung



Rekor konser angklung dengan jumlah pemain terbanyak berhasil dipecahkan Kedutaan Besar RI di Beijing bersama Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) pada Minggu (30/6/2013). Pemecahan rekor tersebut dilakukan melalui konser angklung dengan jumlah pemain mencapai 5.393 orang, para pemain orkestra angklung tersebut berasal dari para pelajar, wakil sejumlah perusahaan China, para peserta didik Universitas Pertahanan China dan warga Tionghoa serta komponen masyarakat lain.
Kegiatan dilakukan di Beijing Worker’s Gymnasium (Stadion Buruh Beijing) yang  berhasil memecahkan rekor yang dibukukan Guinness World Records. Dalam konser angklung itu ditampilkan film sejarah angklung, dan ucapan "I Love Angklung" dalam sepuluh bahasa berbeda di layar LED di lokasi konser.  Ditampilkan pula angklung digital, Angklung Tradigi dari Restoran " Made in Indonesia - Sansico ".
Beberapa lagu yang dimainkan, di antaranya, “Manuk Dadali” asal Indonesia, lagu favorit masyarakat Tiongkok ”Yueliang Daibiao Wo De Xin”, serta lagu internasional ”We are the World”. Sejumlah Dubes negara sahabat, bersama masyarakat dari sekitar 40 negara yang bermukim di Beijing, menikmati lagu-lagu yang disuguhkan para musisi dari orkestra Saung Angklung Udjo Bandung, Jawa Barat. Acara musik itu, dipandu Daeng Udjo.
            Rekor sebelumnya dipegang oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC, Amerika Serikat pada tahun 2011. 5.117 orang memainkan angklung secara kolosal di lapangan utara Washington Monument. Angklung merupakan alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu, dan berasal dari Jawa Barat yang diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity / Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia pada 18 November 2010.

Kegiatan seperti ini sangat bagus dan memiliki banyak nilai positif, bermanfaat dan memiliki nilai yang bagus. Kegiatan pemecahan rekor dunia permainan angklung sudah berlangsung dua kali, dua kali itu juga dunia sudah melihat bahwa salah satu alat musik kebudayaan tradisional Indonesia yang bernama angklung tersebut yang terbuat dari bambu, dan berasal dari Jawa Barat yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity / Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia pada 18 November 2010. Betapa bangganya saya, kita dan semua bangsa Indonesia bahwa semakin dikenal dan diketahuinya Indonesia, serta mulai serta semakin dikenalnya angklung, salah satu alat musik kebudayaan tradisional Indonesia. Satu lagi hal dan kegiatan baik dan positif hadir bermanfaat untuk Indonesia.

Adanya keinginan dan kemaunan yang besar dan tinggi untuk menunjukan dan melestarikan  budaya yang ada, apalagi menunjukannya di mata dunia, di kedua negara yang saling  penduduk terbanyak di dunia. Hal lain yang saya lihat yaitu usaha dan semangat yang ada untuk membuat masyarakat yang ada semakin mengenal dan mengetahui unsur budaya, seperti alat musik, kegiatan pemecahan rekor dunia permainan angklung ini dilakukan bukan di negara asal angklung ini berada, Indonesia, tetapi di Beijing, China dan Washington, Amerika Serikat serta para peserta yang memainkan tidak semuanya berasal dari Indonesia tetapi dari negara lain yang berbeda kultur budayanya, tetapi semua melakukan hal yang sama untuk bersama memainkan dan menunjukan angklung di mata dunia sehingga menjadi rekor dunia juga.

Konteks kecintaan dan pengapresiasian atas budaya sangatlah bangus dan positif dengan adanya kegiatan seperti ini. Mengumpulkan 5.117 orang di Amerika Serikat di lapangan utara Washington Monument dan mengumpulkan 5.393 orang di Stadion Buruh Beijing tentu bukanlah hal mudah, tetapi karena mereka semua serta para penonton yang menyaksikan kegiatan seperti ini mau menghargai dan mau mengenal serta mengetahui adanya salah satu unsur budaya (alat musik) yang ada, baik dari budanya sendiri ataupun dari budaya negara lain. 



oleh: Hieronymus K.B